Rahim Pengganti

Bab 102 "Pesta Pernikahan Part 2"



Bab 102 "Pesta Pernikahan Part 2"

0Bab 102     

Pesta Pernikahan Part 2     

" Ha … ha … ha … ha … ha."     

Suara gelak tawa yang di hasil kan oleh Jodi membuat, Bian memasang wajah datar nyam sejak tadi pria itu sudah menertawakan diri nya yang selalu salah lirik dan juga nada sejak tadi. Hal itu membuat Jodi lucu sedangkan Bian kesal setengah mati.     

"Lo kalau mau mati mantep mantep di sini aja Jod. Gue lagi butuh orang yang mau di butuh, jujur kesal banget gue sekarang," ucp Bian. Mendengar ucapan itu keluar dari mulutnya membuat tawa Jodi semakin parah, hingga akhirnya pria yang ada di depan Bian ini menghentikan tawanya ketika dia ingat sesuatu.     

"Nih dengerin dulu di yt, terus lo resapi setiap kata demi kata nya. Jangan kek gini, nggak bakalan bisa tahu makna lagu itu dan lo gak bisa menghayati," ujar Jodi.     

Bian pun mengikuti teman nya itu, apa yang di ucapkan oleh Jodi memang benar ada nya kenapa diri nya tidak memikirkan hal itu, astaga di saat seperti ini ternyata Jodi bener bener berguna.     

***     

Tiga hari lagi resepsi besar akan terjadi dan ada hal yang benar benar membuat semua pihak terdiam dan hanya bisa menatap sang pemilik acara, siapa lagi kalau bukan Carissa. Wanita itu tiba tiba tidak ingin melanjutkan acara karena kesal dengan pembicaraan orang orang yang mengatakan diri nya gendut. Hal itu membuat Bian mengurut kepala nya berulang kali, emosi sudah pasti.     

"Terus kamu mau membatal kan semua nya. Membatal kan apa yang sudah siap?" bentak Bian. Pria itu kesal sehingga mengeluarkan kata kata seperti itu, kata kata yang menurut Bian biasa saja, tapi berbeda arti nya dengan Carissa yang langsung terdiam.     

Wanita itu menatap ke arah sang suami yang sudah terlihat marah dan kesal, Carissa mendekati Bian dan mencoba merangkul tangan nya namun, Bian segera menepis hal itu. Membuat Caca hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa apa lagi.     

Caca hanya memasang wajah senyum nya, setelah itu diri nya masuk ke dalam kamar. Tidak ada balasan yang terjadi sebelumnya, tidak ada bantahan yang biasa Caca berikan. Hal itu semakin membuat Bian seketika menjadi tidak tenang.     

"Arrghhhh," teriak Bian membuat semua orang yang ada di sana kaget mendengar suara teriakan yang begitu kencang, Siska segera meminta orang orang yang tidak berkepentingan untuk pergi dan kembali ke tempat nya masing masing.     

Siska tidak ingin, kejadian seperti ini di tonton oleh mereka mereka yang hanya ingin mengetahui tanpa peduli.     

***     

Di dalam kamar Carissa terdiam tidak ada air mata yang mengalir, wanita itu juga tidak mengerti akan apa yang terjadi pada diri nya dan membuat Caca juga tidak nyaman. Sungguh kehamilan kedua ini, benar benar membuat Caca harus menahan semua hal yang ada.     

Seperti juga mulai sekarang, apa yang ada di dalam pikiran nya juga harus, diri nya tahan supaya orang orang di sekitar tidak merasa kan repot akan keinginan diri nya. Dan Caca juga seperti nya akan kembali menjadi seseorang yang lebih mandiri. Bentakan yang di berikan oleh sang suami benar benar membuat Carissa ciut.     

Malam harinya, semua orang sudah berkumpul di meja makan. Makan dengan, biasa saja.     

"Bun Bun suap," ucap Melody. Carissa yang sedang makan, langsung menghentikan makannya dan mendekat ke arah Melody sembari tersenyum.     

"Sama ayah aja ya," ucap Bian. Biasanya jika Melody minta di suap, maka Bian akan mewakilkan Carissa tapi kali ini tidak Caca tidak melakukannya, wanita hamil itu segera mengambil piring sang anak.     

"Nggak usah Mas. Biar aku aja," ujar Caca. Lalu kembali menyuapi sang anak, melihat hal itu membuat Bian menghentikan makan nya. Raut wajah Bian sudah memerah, karena menahan marahnya. Marah karena, kesal ucapannya di bantah oleh Caca. Melihat perubahan sikap sang suami, membuat Caca mendekatkan sang anak ke arah Bian. "Kakak makan sama ayah aja ya, bunda mau ke dapur dulu," ucap Carissa. Melody menganggukkan kepalanya, lalu menghadap ke arah sang ayah.     

Semua yang ada di sana hanya diam, tidak ada yang bisa berkomentar apa yang dilakukan Carissa ini benar benar membuat semuanya berbeda. Sejak kejadian tadi siang, membuat hawa di rumah ini berbeda dan hal itu membuat Bunda Iren dan Siska dapat merasakan hal tersebut.     

Pukul 21.00 malam setelah selesai menidurkan Melody, tiba tiba ibu hamil itu pengen makan martabak manis, melihat ke arah jam sudah sangat malam. Segera Carissa mencari ojek online, untuk membeli makanan untuknya namun, saat di cek tidak ada satu driver pun yang ada.     

Carissa hanya bisa mendesah panjang, tidak mungkin dirinya meminta bantuan kepada sang suami, Caca tidak mau merepotkan suaminya itu, tidak ingin membuat Bian kembali marah dengan dirinya.     

"Pergi aja kali ya. Siapa tahu di depan sana masih ada yang jual," ucap Carissa. Wanita itu langsung mengambil jaket dan memakainya lalu, pergi ke luar rumah untuk membeli martabak tersebut.     

Bian yang sedang berdiri di balkon ruangan kerjanya melotot tajam ketika melihat seorang wanita yang tak asing bagi nya. Bian lalu turun, dan mengecek kamar mereka benar saja bahwa wanita yang dirinya lihat tadi ada benar sang istri. Dengan langkah pasti, Bian menyusul Caca saat di depan pintu ruangan depan jejak Carissa sudah tidak terlihat lagi.     

"Astaga kamu di mana," ujar Bian dengan rasa takut. Pria itu setelah makan malam tadi berada di dalam ruang kerja nya memikirkan apa yang saat ini terjadi kepada mereka.     

"Pak istri saya kemana?" tanya Bian dengan nada khawatir.     

"Ibu tadi bilang mau beli martabak pak. Sudah saya larang, tapi ibu bulan gak masalah," ujar satpam rumahnya. Mendengar hal itu semakin membuat Bian tidak tenang, takut terjadi sesuatu dengan istri nya apa lagi saat ini jam sudah sangat malam serta udara malam yang tidak baik untuk ibu hamil semakin membuat Bian tidak tenang.     

Pria itu langsung mengambil motor yang sangat jarang dirinya pakai, untuk menyusul keberadaan sang istri.     

"Pak martabak kacang dan susu nya satu ya," ucap Carissa.     

"Siap neng tunggu ya. Untung neng nya datang cepat, masih ada satu lagi," jawab penjual martabak. Carissa tersenyum keinginannya untuk makan martabak akhirnya terlaksana.     

Sebuah motor datang mendekati Carissa, orang itu berhenti tepat di dekat Caca. Melihat hal itu membuat Carissa menoleh dan matanya kaget ketika melihat siapa orang yang ada di atas motor itu.     

***     

Bian dan Carissa saat ini sedang berada di dalam kamarnya, setelah selesai membeli martabak kedua nya langsung menuju rumah. Sepanjang jalan Carissa hanya, diam tidak ada sedikit kata pun yang terlontar dari mulut wanita itu.     

"Kenapa gak bilang sama Mas kalau kamu mau martabak Sayang," ucap Bian. Carissa mengangkat kepalanya, jika Bian sudah memanggil dirinya dengan sebutan Mas itu artinya pria itu sudah tidak marah lagi, dan hal itu membuat Carissa bahagia.     

Setetes air mata mengalir dengan deras, wanita itu menangis dan menumpahkan semua hal yang ada di dalam hatinya. Segera Bian memeluk erat Carissa keduanya saling berpelukan meluapkan isi hati masing-masing.     

"Sekarang habiskan lah dulu martabaknya biar jagoan ayah senang," ujar Bian.     

Keduanya belum tahu jenis kelamin anaknya tapi Bian selalu mengatakan bahwa anak yang ada di dalam kandungan Carissa adalah laki laki. Sebenarnya mau laki laki atau pun juga perempuan semuanya sama saja, Bian dan Carissa akan menerima keduanya dengan lapang dada.     

Namun, sebagai orang tua, Bian berharap jika anak kedua mereka nanti adalah pria agar bisa menjaga Kakak dan juga adiknya nantinya.     

Pagi harinya, suasana rumah sudah heboh mereka mempersiapkan acara resepsi yang akan di adakan besok sore. Para pekerja yang memang di siapkan semuanya tersenyum melihat Bian dan Carissa sudah mesra lagi.     

Mereka yang ada di sana, bisa merasakan ketegangan saat Bian dan Carissa bertengkar hal itu membuat mereka menjadi takut dan was was hal tersebut terjadi.     

***     

Hari yang di nantikan sudah tiba, hari dimana Carissa ingin dirinya menjadi seorang ratu sehari. Meskipun di dalam kehidupan Bian, tetap Caca lah seorang ratu nya.     

Dengan gaun yang begitu indah, membuat semua orang yang menatap ke arah Caca akan selalu kagum. Bian yang melihat hal itu rasanya, ingin mengajak sang istri berada didalam kamar saja.     

Caca begitu seksi dan menawan. Dengan langkah pelan namun, pasti keduanya berjalan menuju tempat duduk mereka. Semua orang bertepuk tangan melihat keduanya, pasangan yang begitu serasi dan cocok.     

"Cantik banget sumpah ya ampun ibu boss," ucap Dodi dengan semangatnya.     

Semua pasang mata di sana tidak bisa melewatkan mata mereka untuk tidak memperhatikan Bian dan Carissa.     

Rangkaian demi rangkaian acara berjalan dengan sempurna semuanya sesuai dengan keinginan Caca. Apa yang diinginkan oleh wanita itu terkabul dengan sempurna Carissa bersyukur memiliki suami yang begitu menyayanginya memberikan semua hal yang dia inginkan.     

"Hai," sapa seseorang. Siska yang sedang duduk memperhatikan ponselnya menatap ke arah tersebut, senyum manis dari pria yang di dekatnya itu membuat Siska memekik senang, dipeluknya pria itu dengan begitu semangat. .     

"Mas Luki, ya ampun, kangen banget," ujar Siska. Luki Pratama seorang pengacara hebat yang menjadi fans rahasia Siska sejak lama. Adik Bian itu banyak di sukai oleh semua orang, salah satunya Luki ini.     

"Aku juga kangen. Kamu makin cantik aja," puji Luki. Mendengar pujian itu membuat Siska langsung memerah. Siapa yang tidak tersanjung, dengan seorang pria hebat pengacara terbaik yang ada di Indonesia. Muda dan sangat ganteng, keduanya asyik bercerita satu dengan lainnya. Mengingat masa lalu yang begitu indah untuk dikenang. Sedangkan seseorang di ujung sana, menatap mereka berdua dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. Tatapan marah, kesal dan juga tidak suka terlihat sangat jelas.     

###     

Selamat membaca ya. Sehat terus buat kalian semuanya. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.